Pages

Senin, 14 September 2015

Asta Dasa Kotamaning Prabu


 
Asta Dasa Kotamaning Prabu atau 18 ilmu kepemimpinan Jawa dari jaman keemasan Kerajaan Majapahit di bumi Nusantara ini. Ke-18 prinsip-prinsip kepemimpinan

Wijaya, artinya seorang pemimpin harus mempunyai jiwa yang tenang, sabar dan ­bijaksana serta tidak lekas panik dalam menghadapi berbagai macam persoalan karena hanya dengan jiwa yang tenang masalah akan dapat dipecahkan;

Mantriwira, artinya seorang pemimpin harus berani membela dan menegakkan kebenaran dan keadilan tanpa terpengaruh tekanan dari pihak manapun;

Natangguan, artinya seorang pemimpin harus mendapat kepercayaan dari masyarakat dan berusaha menjaga kepercayaan yang diberikan tersebut sebagai tanggung jawab dan kehormatan;

Satya Bakti Prabu, artinya seorang pemimpin harus memiliki loyalitas kepada kepentingan yang lebih tinggi dan bertindak dengan penuh kesetiaan demi nusa dan bangsa;

Wagmiwak, artinya seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan mengutarakan pendapatnya, pandai berbicara dengan tutur kata yang tertib dan sopan serta mampu menggugah semangat masyarakatnya;

Wicaksaneng Naya, artinya seorang pemimpin harus pandai berdiplomasi dan pandai mengatur strategi dan siasat;

Sarjawa Upasama, artinya seorang pemimpin harus rendah hati, tidak boleh sombong, congkak, mentang-mentang jadi pemimpin dan tidak sok berkuasa;

Dirosaha, artinya seorang pemimpin harus rajin dan tekun bekerja, pemimpin harus memusatkan rasa, cipta, karsa dan karyanya untuk mengabdi kepada kepentingan umum;

Tan Satresna, maksudnya seorang pemimpin tidak boleh memihak/pilih kasih terhadap salah satu golongan atau memihak saudaranya, tetapi harus mampu mengatasi segala paham golongan, sehingga dengan demikian akan mampu mempersatukan seluruh potensi masyarakatnya untuk mensukseskan cita-cita bersama;

Masihi Samasta Buwana, maksudnya seorang pemimpin mencintai alam semesta dengan melestarikan lingkungan hidup sebagai karunia dari Tuhan/Hyang Widi dan mengelola sumber daya alam dengan sebaik-baiknya demi kesejahteraan rakyat;

Sih Samasta Buwana, maksudnya seorang pemimpin dicintai oleh segenap lapisan masyarakat dan sebaliknya pemimpin mencintai rakyatnya;

Negara Gineng Pratijna, maksudnya seorang pemimpin senantiasa mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan pribadi ataupun golongan, maupun keluarganya; 

Dibyacita, maksudnya seorang pemimpin harus lapang dada dan bersedia menerima pendapat orang lain atau bawahannya;

Sumantri, maksudnya seorang pemimpin harus tegas, jujur, bersih dan berwibawa;

Nayaken Musuh, maksudnya dapat menguasai musuh-musuh, baik yang datang dari dalam maupun dari luar, termasuk juga yang ada di dalam dirinya sendiri;

Ambek Parama Arta, maksudnya seorang pemimpin harus pandai menentukan prioritas atau mengutamakan hal-hal yang lebih penting bagi kesejahteraan dan kepentingan umum;

Waspada Purwa Arta, maksudnya seorang pemimpin selalu waspada dan mau melakukan mawas diri untuk melakukan perbaikan;

Prasaja, artinya seorang pemimpin supaya berpola hidup sederhana, tidak berfoya-foya atau serba gemerlap.



Sumber Gambar
https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTgFNGx5ARD7vgwu5T8BXf4m_JO2xoEX42l1jXK8cyJ9LaHr1tN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar