SESAJEN merupakan sebuah keharusan yang pasti ada
dalam setiap acara bagi orang yamg masih teguh memegang adat Jawa.
Penyebutan sesajen biasanya bermacam-macam, ada yang di sebut dengan
Dang Ayu dan ada yang disebut dengan Cok Bakal. Namun pada dasarnya inti
dan tujuannya sama.
Banyak orang yang mengartikan sesajen
mengandung arti pemberian sesajian-sesajian sebagai tanda penghormatan
atau rasa syukur terhadap semua yang terjadi dimasyarakat sesuai bisikan
ghaib yang berasal dari paranormal atau tetuah-tetuah. Sehingga
warisan budaya Hindu dan Budha ini dianggap sebagai suatu kemusyrikan.
Sebelum menilai demikian, ada baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu
arti simbol-simbol atau siloka kearifan lokal ini.
1. Padi, gabah,
beras, dan nasi (tumpeng): melambangkan ketuntasan dan kesempurnaan.
Artinya, jika melakukan sesuatu harus dengan tuntas dan tidak
setengah-setengah. Sedangkan tumpeng berasal dari kata tumungkulo sing mempeng, artinya jika kita ingin selamat, hendaknya kita selalu rajin beribadah.
2.
Urap: artinya jika selama hidup harus mempunyai arti bagi sesama,
lingkungan, agama, bangsa dan negara. Bisa diartikan bahwa, dalam
bermasyarakat harus bisa berbaur dengan siapa saja agar hidup tentram.
3.
Bubur panca warna: bubur beras merah, ketan hitam, bubur jagung, ketan
putih, kacang hijau. Ditempatkan di empat penjuru mata angin, satu di
tengah. Melambangkan elemen alam (air, api, udara, tanah, dan angkasa)
4. Jajanan pasar: menggambarkan kerukunan walaupun ada perbedaan, tenggang rasa.
5.
Pisang raja gandeng: pisang raja menyimbolkan agar cita-cita kita
senantiasa luhur, sehingga dapat membangun bangsa dan negara.
6. Ayam ingkung: melambangkan pengorbanan selama hidup, cinta kasih terhadap sesama juga melambangkan hasil bumi (hewan darat)
7.
Ikan bandeng atau ikan asin (berduri banyak): melambangkan rejeki
berlimpah, ikan teri (yang hidupnya bergerombol) melambangkan kerukunan
8.
Telur: melambangkan asal mula kehidupan yang selalu berasa dari dua
sisi yang berlainan seperti warna telur kuning putih, di antaranya
laki-perempuan, siang-malam, dll.
9. Air di gelas dan bunga: melambangkan air minum yang menjadi kebutuhan hidup manusia
10.
Kopi pahit: melambangkan elemen air namun bukan suatu minuman pokok
(kebutuhan sekunder), dan menjadi minuman persaudaraan bila ada
perkumpulan/pertemuan.
Sumber : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/kejawen/2012/02/18/568/Filosofi-Isi-Sesajen
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Filosofi Sesajen"
Posting Komentar