https://id.wikipedia.org/wiki/%C5%9Auddhodana
Keluarga
Biografi
Kelahiran Buddha
Buddha Gautama lahir di
Lumbini, Nepal. Suatu ketika seorang
rishi Asita
Siddhartha ketika ia masih bayi dan sangat terkejut ketika sang
pangeran menaruh kakinya di atas kepala Asita. Setelah Asita memerika
kaki pangeran tersebut, ia bersujud dan memberi sembah kepada si bayi.
Raja Suddhodana meniru tindakan tersebut. Nama Siddharta tersebut
diberikan oleh Lima Brahmana Hutan,
Kaundinya, Mahaanaama,
Baspa,
Asvajita dan Bharika; yang kemudian menjadi pengikut Buddha ketika ia
melalui proses pertapaan dan juga merupakan lima pengikut pertama
setelah ia mencapai
pencerahan.
Sudah digariskan bahwa anak Suddhodana, Siddharta, akan menjadi seorang
chakravartin
agung atau kekaisaran universal. Akan tetapi, bila ia melihat empat
tanda-tanda, seorang tua, orang sakit, mayat dan bhikkhu, ia sebaliknya
akan menjadi seorang bijaksana yang agung. Setelah mendengarkan hal ini,
Suddhodana berusaha untuk menjaga Siddhartha dan terlindung dari dunia
luar supaya ia tidak akan pernah melihat empat tanda-tanda tersebut, dan
sebaliknya menjadi seorang penguasa yang berkuasa. Akan tetapi, upaya
ini tidak berhasil dan Siddharta menjadi seorang bijaksana, meninggalkan
kehidupan kerajaan yang mewah untuk sebuah perjalanan sederhana guna
mencari pencerahan.
[butuh rujukan]
Kehidupan selanjutnya
Menurut legenda, Suddhodana meratapi kepergian anaknya dan berupaya
keras untuk mencari tahu keberadaannya. Bertahun-tahun kemudian, setelah
Suddhodana mendapat kabar bahwa Siddharta mencapai
pencerahan,
ia mengirim seorang pesuruh beserta dengan 10.000 pendamping untuk
mengundang Siddharta kembali ke tanah Shakya. Buddha kemudian
menyampaikan ceramah kepada pesuruh dan 10.000 pendamping yang pada
akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan
Sangha
dan tidak kembali lagi. Suddhodana kemudian mengutus teman dekat
Siddharta, Kaludayi, untuk mengundangnya kembali. Kaludayi juga memilih
untuk menjadi seorang bhikkhu, tetapi menepati janjinya untuk mengundang
Buddha kembali ke tanah kelahirannya. Buddha menerima undangan ayahnya
dan kembali ke tanah kelahirannya. Selama kunjungan tersebut, ia
menyampaikan
Dhamma kepada Suddhodana.
Beberapa tahun kemudian, ketika Buddha mendengar bahwa kematian
Suddhodana sudah mendekat, ia sekali lagi kembali ke tanah kelahirannya
dan berceramah lebih lanjut kepada Suddhodana. Raja Suddhodana mencapai
tingkat
arahat.
Referensi
- ^ Dalam Kanon Pali, terdapat dua diskusi yang merujuk tegas tentang Suddhodana: DN 14, Mahāpadāna Sutta, dan dalam syair pembuka di Sn 3.11, Nālaka Sutta.
Pada setiap diskusi ini, Suddhodana digambarkan sebagai ayah Buddha dan
sebagai Raja Sakya. Untuk terjemahan dari diskusi yang kemudian, lihat Thanissaro, 1998.
- ^ Dictionary of Buddhism, Keown, Oxford University Press, ISBN 0-19-860560-9
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Silsilah Keluarga Buddha"
Posting Komentar